{MP Test LMU-ID} Pasien IBD tidak alami peningkatan risiko kanker

23 Jul 2024
{MP Test LMU-ID} Pasien IBD tidak alami peningkatan risiko kanker
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa penyakit inflamasi usus besar (inflammatory bowel disease/IBD) tidak meningkatkan risiko kanker. Selain itu, pengobatan IBD dengan aminoglikosida dihubungkan dengan penurunan risiko kanker jenis tertentu.

Para peneliti melakukan penelitian terhadap 39.293 pasien IBD atau pasien tanpa IBD antara tahun 1995 dan 2012. Regresi Cox’s proportional hazard memfasilitasi estimasi risiko kanker. Suatu analisis kasus-kontrol yang hanya mencakup pasien IBD saja juga dilakukan untuk mengevaluasi risiko perkembangan kanker melalui penilaian tingkat keparahan IBD, durasi penyakit, dan terapi IBD.

IBD tidak memiliki kaitan dengan risiko kanker secara keseluruhan (adjusted hazard ratio [HR] 1,11; CI 95 persen 0,98 hingga 1,25).

Namun demikian ditemukan sedikit peningkatan risiko keganasan limfoproliferatif pada kohort IBD (adjusted HR 1,49; 1.00 hingga 2,23).

Terapi dengan aminoglikosida memberi efek perlindungan terhadap risiko semua jenis kanker (adjusted odds ratio [OR] 0,72; 0,54 hingga 0,96), kanker usus (adjusted OR, 0,33; 0,12 hingga 0,89), dan kanker prostat (adjusted OR, 0,32; 0,13 hingga 0,80).

Diperlukan bukti yang menghubungkan peningkatan risiko kanker pada IBD dengan proliferasi kronik untuk memperbaiki kerusakan pada lapisan tunggal epitel yang dipicu oleh inflamasi konstan. Dengan memainkan peran penting dalam proses inflamasi, faktor nekrosis tumor alfa menyebabkan inflamasi dengan menstimulasi produksi interleukin 1b dan interleukin 6, sehingga menginduksi ekspresi molekul-molekul adesi, proliferasi fibroblas, aktivasi faktor pro-koagulan, dan sitotoksisitas respon fase akut. [Anticancer Res 2013;36:1447–1460]

Penemuan ini menunjukkan bahwa risiko kanker tidak mengalami peningkatan pada pasien IBD dibandingkan dengan individu tanpa IBD, dan terapi aminoglikosida mengakibatkan penurunan risiko kanker usus, prostat dan semua jenis kanker.

Untuk menyelidiki hubungan antara terapi IBD dan risiko kanker, sebaiknya dilakukan studi-studi tambahan berskala besar, kata peneliti. MIMS
J Gastroenterol 2016;51:1050–1062